Friday, March 12, 2010

Wijen, Tak Sekadar Penyedap Masakan



WIJEN (Sesamum indicum L.) adalah rempah semusim yang termasuk dalam famili Pedaliaceae. Tanaman ini dibudidayakan sebagai sumber minyak nabati, yang dikenal sebagai minyak wijen, yang diperoleh dari ekstraksi bijinya. Afrika tropik diduga merupakan daerah asalnya, yang lalu tersebar ke timur hingga India dan Tiongkok.

Akar tanaman wijen bertipe akar tunggang dengan banyak cabang yang sering bersimbiosis dengan mikoriza VA (vesikular-arbuskular). Tanaman mendapat keuntungan dari simbiosis ini dalam memperoleh air dan hara dari tanah. Penampilan morfologinya mudah dipengaruhi lingkungan. Tinggi bervariasi dari 60 hingga 120cm, bahkan dapat mencapai 2 - 3 meter.

Batangnya berkayu pada tanaman yang telah dewasa, bentuknya segi empat, beralur, berambut, percabangan monopodial, berwarna hijau. Daun tunggal, berbentuk lidah memanjang ,berambut, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi, panjang 5 - 20 cm, lebar 1,5 - 4 cm, pertulangan menyirip, berwarna hijau. Bunga tumbuh dari ketiak daun, biasanya tiga namun hanya satu yang biasanya berkembang baik.

Bijinya berbentuk seperti buah apokat, kecil, berwarna putih, kuning, coklat, merah muda, atau hitam. Biji wijen merupakan bahan pangan yang mengandung kalori cukup tinggi, yaitu sebesar 555 kal/ 100 g biji. Kandungan gizi biji wijen cukup tinggi dan komposisinya lengkap, sehingga wijen merupakan salah satu sumber asam lemak yang baik. Biji wijen mengandung 50-53% minyak nabati.
Minyak Nabati Minyak biji wijen juga kaya akan vitamin E. Ampas biji wijen (setelah diekstrak minyaknya) menjadi sumber protein dalam pakan ternak. Sejak zaman Yunani kuno, biji wijen telah dikenal memiliki potensi untuk meningkatkan vitalitas, sehingga dijuluki si kecil yang memiliki kekuatan ajaib.

Biji wijen atau sesame merupakan salah satu komoditi pertanian penghasil minyak nabati yang banyak digunakan dalam bahan pangan. Biji wijen banyak digunakan untuk burger, cake dan biskuit.

Biji wijen sangat berguna bagi konsumen dalam memenuhi gizi yang seimbang karena selain kaya akan kalsium dan vitamin B1, biji wijen juga mengandung kalori dan asam lemak esensial yang tinggi yang dibutuhkan dalam tubuh manusia.

Wijen sudah sejak lama ditanam manusia untuk dimanfaatkan bijinya, bahkan termasuk tanaman minyak yang paling tua dikenal peradaban. Kegunaan utama adalah sebagai sumber minyak wijen. Bijinya yang berwarna putih digunakan sebagai penghias pada penganan, misalnya onde-onde, dengan menaburkannya di permukaan penganan tersebut.

Biji wijen dapat dibuat pasta. Berbagai tradisi memasak yang memanfaatkan kedelai tersebar mulai dari kawasan Laut Tengah, seperti Yunani dan Turki, hingga Jepang dan semenanjung Korea.
Dalam ilmu pengobatan India Ayurweda yang disusun pada abad ketiga SM minyak wijen digolongkan sebagai bahan obat yang ìmanisî. Manfaatnya antara lain bisa merangsang pertumbuhan, menguatkan daya pikir, bersifat antioksidan dan melawan rasa terbakar.

Minyak wijen juga membantu meningkatkan produksi ASI para ibu yang sedang menyusui. Di Afrika dan negeri-negeri koloni Amerika di bagian timur dan utara, minyak wijen digunakan sebagai bahan baku pembuatan minyak gosok, salep dan plester luka.
Sebagai Obat Begitu pula di Mesir, sudah sejak abad kedua SM dipakai sebagai obat. Pengetahuan soal wijen bermanfaat obat, lebih dulu diketahui bangsa Afrika dibanding bangsa Amerika.

Jika daunnya diremas-remas sedikit dengan air, misalnya, maka akan mengeluarkan lendir. Larutan tersebut bisa menyembuhkan kolera, disentri, diare, radang selaput lendir hidung dan tenggorokan.

Cara menggunakannya pun cukup mudah, misalnya bila mengalami anyang-anyangen atau gangguan saluran kencing, bisa ditanggulangi dengan 1 - 2 lembar daun wijen diremas-remas bersama 1 gelas air matang, kemudian diminum.

Bila memakai daun wijen kering, bisa diseduh dengan air mendidih. Sedangkan untuk memperbanyak produksi ASI bagi ibu-ibu yang sedang melahirkan, ambil sesendok biji wijen, lalu dilembutkan dengan 1 ibu jari kencur, kemudian dioleskan di atas kelenjar susu yang sedang berfungsi.

Selain itu, remasan daun wijen dengan sedikit air bermanfaat memacu pertumbuhan rambut baru dan mencegah kerontokan. Untuk meredakan demam, daun wijen yang dilembutkan bisa dipakai sebagai tapal di dahi, pelipis kiri dan kanan.

Bila biji wijen dan kencur dilembutkan, kemudian dibentuk bulatan-bulatan seperti kapsul atau pil, bila ditelan beberapa butir bisa menjadi tonikum.

Budidaya wijen relatif mudah, resiko kegagalan kecil, input rendah dan mudah ditumpangsarikan dengan palawija tanaman pangan atau tanaman industri, serta tidak diminati oleh mamalia, seperti kera, babi hutan, kijang, sehingga sesuai untuk ditanam di kawasan hutan.

Untuk lahan kering dimusim hujan yaitu wilayah yang bercurah hujan pendek wijen ditanam pada awal musim penghujan agar tanaman tidak mengalami hambatan suhu tanah, ketersediaan air, dan jazad pengganggu.

Untuk jarak tanamnya, secara umum, wijen yang bercabang di anjurkan menggunakan jarak tanam 60 x 25 cm, atau 50 x 25 cm, sedangkan varietas yang tidak bercabang dianjurkan dengan jarak tanam 40 x 25 cm dengan dua tanaman per lubang.

Untuk cara pemupukan dan penempatan pupuk sebaiknya dengan cara ditugal dengan jarak sekitar 5 cm dari lubang tanam dan kedalaman 2,5 ñ 5,0 cm, dan ditutup dengan tanah.

Sedangkan, pengembangan wijen di lahan sawah banyak dilakukan secara monokultur, akan tetapi dengan pertimbangan risiko kegagalan dan peningkatan pendapatan, dapat ditanam secara tumpangsari, tumpangsisip, atau campuran. Di lahan kering wijen dapat ditumpangsarikan dengan jagung, kapas, jarak kepyar, kacang hijau, kacang tanah, atau padi gogo.

Tumpangsari wijen dengan jagung, dan setelah jagung dipanen disisipi kacang hijau memberikan penerimaan lebih besar dari pada wijen monokultur atau jagung monokultur, atau kacang hijau monokultur. Yang juga perlu diperhatikan adalah pengendalian gulma dan penggemburan tanah. Periode kritis adanya gulma yaitu pada awal tanam sampai menjelang berbunga. Oleh karena itu, pengendalian gulma dianjurkan mulai awal pertumbuhan sampai umur 45 hari.

Setelah umur tersebut pertumbuhan lebih cepat dan tanaman menutup lahan dibawahnya, mampu menekan gulma, karena sebagian besar gulma tidak tahan naungan. (http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2010/03/12/102011/15/Wijen-Tak-Sekadar-Penyedap-Masakan)

1 comments:

Anonymous said...

Biji wijen ternyata bisa mengobati sakit batuk. terimakasih infonya.

Post a Comment